Ini Alasan Minat Generasi Muda Kenali Pahlawan Menurun



10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Biasanya, Hari Pahlawan diisi dengan beragam acara bertujuan mengingatkan atas kegigihan para pahlawan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
 
Kemerdekaan yang telah diraih sejak 66 tahun silam terkadang membuat generasi muda lupa dengan sejarah. Generasi masa kini tampaknya lebih menikmati kebudayaan popular dibanding sejarah.

Wakil Kepala Sekolah urusan Humas SMA 70 Sri Wuryaningsih mengatakan ada beberapa faktor yang membuat anak sekarang menjadi lupa dengan sejarah. Yang utama adalah generasi saat ini tidak terjun langsung merasakan perjuangan melawan penjajah sehingga rasa kebanggaan terhadap jasa dan nilai kepahlawanan kurang.

“Gema pahlawan tergerus oleh situasi zaman sekarang walaupun setiap episode sejarah selalu memunculkan pahlawan,” kata Sri saat ditemui okezone di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2011).

Dia melanjutkan, dibanding masa lalu, anak-anak sekarang hidup dalam kecukupan. Apa pun yang diinginkan relatif mudah didapat. Yang dipikirkan adalah bagaimana bisa menang untuk diri sendiri bukan untuk orang lain.

“Efeknya jadi mereka tidak berpikir untuk orang lain. Mereka hanya berpikir untuk diri sendiri,” cetusnya.

Untuk mengasah agar anak-anak menerapkan nilai sejarah dan kepahlawanan, tambah Sri, pendidikan karakter perlu dipertajam. Hal itu tidak hanya dilakukan di sekolah tapi juga bisa dilakukan di rumah. Selain itu sekolah juga masih memberikan pelajaran sekolah.

“Arus budaya kontemporer dan pop lebih kuat sehingga membuat nilai-nilai sejarah menjadi terlupakan," tutur perempuan yang sudah mengabdi di SMA 70 sejak 1984 ini.

Sri yang juga pengajar bidang studi Sejarah di SMA 70 mengatakan, pemberian mata belajar sejarah sangat penting untuk meningkatkan nasionalisme anak-anak.

Untuk itu, perempuan berambut sebahu ini memiliki trik agar anak didiknya tertarik untuk mengetahui sejarah.

“Bisa dengan belajar melalui media, mereka berdiskusi. Jadi tidak hanya mendengarkan tapi juga mereka menyampaikan agar siswa tertarik terhadap sejarah,” ungkapnya.

Kata dia, lupa akan nilai sejarah akan berpengaruh terhadap perkembangan sikap seorang anak. “Mereka akan cenderung hidup untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain,” cetusnya.

Sementara itu ditemui terpisah, Wakil Kepala Sekolah SMP 11, Jakarta Selatan, Purwaningsih, menampik jika dikatakan minat anak sekarang terhadap sejarah menurun.

“Semua anak ingin tahu tentang sejarah, persoalannya konsusmsi yang terima selalu kehidupan hura-hura, kehidupan yang tidak memperlihatkan perjuangan. Ini yang membuat degradasi akan nilai kepahlawanan. Kalau mereka diajak untuk pengetahuan sejarah responsnya masih bagus,” paparnya.

Selain penyaluran pengetahuan melalui media, tambahnya, pembelajaran mengenai sejarah juga bisa dilakukan melalui lingkungan. Anak bisa diajak menonton film tentang sejarah atau mendatangi museum.

“Pengaruhnya kalau tahu akan sejarah, anak-anak akan berjuang lebih keras,” pungkasnya.









Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar