Demi klaim mempertahankan kultur sosialis, pemerintah China menerapkan regulasi baru di dunia pertelevisian. Mulai tahun depan, televisi China dilarang menayangkan iklan selama siaran program drama.
Stasiun televisi sadar bahwa penerapan regulasi ini akan membuat mereka kehilangan banyak pendapatan. Namun bagi pemerintah China, menyiarkan program drama secara utuh tanpa dipotong iklan sudah selangkah lebih maju untuk melindungi budaya, walaupun mereka tidak merinci perlindungan seperti apa yang dimaksud.
"Radio dan televisi adalah corong bagi partai dan rakyat. Kita semua tahu bahwa rakyat adalah front propaganda penting dalam pemikiran budaya," demikian bunyi pernyataan dalam situs Administrasi Radio, Film, dan Televisi China (SARFT), seperti dimuat kantor berita BBC pada Selasa 29 November 2011.
Juru bicara SARFT mengatakan, tujuan penerapan regulasi ini adalah untuk menyesuaikan diri dengan aspirasi dan minat masyarakat. "Dalam jangka waktu panjang, gerakan tanpa iklan ini akan membantu drama televisi berkembang jadi lebih baik secara ilmiah dan secara konten," ujarnya.
Penerapan regulasi semacam ini sebenarnya bukan hal yang aneh, karena Partai Komunis dikenal sangat ketat memantau berbagai kegiatan budaya, termasuk siaran televisi. Beberapa bulan lalu, mereka meminta televisi China supaya menghentikan penayangan sebuah ajang pencarian bakat populer, Super Girl.
Alasannya, acara ini berdurasi terlalu panjang dan dinilai kurang menyebarkan nilai budaya. Super Girl pun dipangkas, dan kini para pimpinan stasiun televisi merasa cemas dengan peraturan tanpa iklan yang baru.
"Kebijakan baru pemerintah untuk tidak menayangkan iklan selama penayangan drama, apalagi yang banyak penontonnya, bisa membunuh kami," keluh seorang bos stasiun televisi. "Rasa-rasanya kami tak akan lagi bisa tidur nyenyak," bos televisi yang lain mengeluh.
Tahun lalu, industri periklanan di stasiun televisi China meraup pendapatan mendekati 500 miliar yuan (Rp718 triliun). Hak siar iklan pada slot sebelum berita malam China Central Television baru-baru ini dilelang dan mencapai 440 juta yuan (Rp632 miliar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar